Sunday 29 April 2012

Rahsia Kita

Kata-kata cintaku melayang ke langit, menari-nari, mendengung-dengung
menyebut namaku setelah melihat Allah di sana;
kata-kata itu mencari-cari takdirnya.
Ketika telah suci seperti cahaya,
Allah pun segera tahu
bahwa kata-kata cintaku
adalah kata-kataNya pula.
Oleh kehendakNya,
kata-kata cintaku menjelma seorang bidadari
yang sejak semula terus merinduiku;
sebagian rindunya tumpah sebagai hujan
yang sepertinya ingin menyampaikan padaku
rahasia kesetiaan.
Ia sendiri ingin turun dan hidup denganku bersama;
tapi ketika dilihatnya
lalu-lintas dunia terlalu ramai dan memusingkannya,
segera ia membatalkan niatnya.
Ia sempat meninggalkan pesan
bahwa aku masih bisa menjumpainya
pada sepertiga malam terakhir
saat tubuhku istirah dan jiwaku
digiring ke padang ruh yang bergairah.
Dalam tidur beberapa kali aku bertemu dengannya;
tapi saat terbangun, aku sulit menceritakannya.
Kemahaindahan susah sekali dipikirkan.
Saat kau pergi dan di dini hari
kuterbangkan padamu kata-kata cinta,
mungkin kau akan terbuai oleh semacam kenikmatan
yang tak kau tahu dari mana asalnya;
seperti ada lindap cahaya melintas,
tapi tak bisa penuh kau mengenalinya.
Dunia, bertukar ingat dengan lupa.
O, kawan, sepatumu, lepaskan;
kitabmu, katupkan; rahasia cinta ada di sini.
Akan gemetar dan berkeringat engkau
saat rahasia cinta menyerapkan dirinya padamu,
meski udara sangat dingin dan berangin.
Ia mengungkapkan diri melalui suara-suara hening
yang meraya, yang membuat rindumu selalu baru.
Jadilah dan belajarlah kembali
menjadi senakal kanak-kanak pada hari-hari pertama,
yang belum bisa membeda, hanya bermain penuh penasaran.
O, mungkinkah kau bisa mencintai sepenuh hati,
sementara hati itu milik Si Pemilik Cinta?
~ Salahuddien Gz

No comments:

Post a Comment